Macam-macam Konjungsi
Berdasarkan Gorys Keraf
1). Pengertian Konjungsi
konjungsi atau kata sambung adalah kata-kata yang menghubungkan
kata-kata, bagian-bagian kalimat dalam sebuah wacana. termasuk dalam konyungsi
ini adalah kata-kata yang berfungsi menghantar sebuah bentuk wacana, atau
kalimat, seperti sering terdapat dalam cerita-cerita lama. kata-kata pengantar
semacam itu adalah:
alkisah arkian bermula harta
kalakian maka syahdan sebermula
dewasa ini kata-kata tersebut di atas
tidak digunakan lagi. seperti halnya dengan adverbial, kita harus berhati-hati
menetapkan kelas kata ini karena ada konyungsi yang berkedudukan sebagai kata,
dan ada konyungsi yang berkedudukan sebagai frasa. yang dibicarakan dalam kelas
kata adalah kata sambung atau konjungsi sebagai.
2). Macam-macam konjungsi
a. Konjungsi Aditif atau Adjungtif
Konjungsi aditif atau adjungtif adalah konyungsi koordianatif
yang berfungsi menggabungkan dua kata, frasa, klausa, atau kalimat, dalam
kedudukan yang sederajat, misalnya: dan, lagi, lagipula, dan serta.
b. Konjungsi Disjungtif
Merupakan konjungsi koordinatif yang menghubungkan dua unsur
yang sederajat dengan memilih salah satu dari dua hal atau lebih,
misalnya: atau, atau … atau, atau … maupun, baik … baik, dan entah …
entah.
c. Konjungsi Temporal (Waktu)
Menjelaskan hubungan waktu antara dua hal atau peristiwa.
Kata-kata konyungsi temporal berikut menjelaskan hubungan yang tidak sederajat,
misalnya: apabila, bila, bilamana, demi, hingga, ketika, sambil,
sebelum, sampai, sedari, sejak, selam, semnjak, sementara, seraya, waktu,
setelah, sesudah, dan tatkala.
d. Konjungsi Pertentangan
Merupakan konjungsi koordianatif yang menghubungkan dua bagian
kalimat yang sederajat, dengan mempertentangkan kedua bagian tersebut. Biasanya
bagian yang kedua menduduki posisi yang lebih penting dari yang pertama,
misalnya: tetapi, melainkan, sebaliknya, dan namun.
e. Konjungsi Pembenaran (Konsesif)
Merupakan suatu konyungsi subordinatif yang menghubungkan dua
hal dengan cara membenarkan atau mangakui suatu hal, sementara menolak hal yang
lain yang ditandai oleh konjungsi tadi. Pembenaran dinyatakan dalam klausa
utama (induk kalimat), sementara penolakan dinyatakan dalam anak kalimat yang
didahului oleh konyungsi sepertimeskipun, walaupun, biar, biarpun,
sungguhpun, kendatipun, dan sekalipun.
f. Konjungsi Pembatasan
Menjelaskan dalam batas-batas mana suatu haal atau perbuatan
dapat dikerjakan. Konjungsi yang biasa digunakan untuk menyatakan hubungan ini
adalah: kecuali, selain, asal, dan asalkan.
g.Konjungsi Sebab (Kausal)
Menjelaskan bahwa suatu peristiwa terjadi karena suatu sebab
tertentu. Bila anak kalimat ditandai oleh konyungsi sebab, induk
kalimat merupakan akibatnya. Kata-kata yang dipakai untuk menyatakan hubungan
sebab adalah sebab dan karena.
h. Konyungsi Akibat (Konsekutif)
Menjelaskan bahwa suatu peristiwa terjadi akibat suatu hal yang
lain. Dalam hal ini anak kalimat ditandai okonyungsi yang menyatakan akibat,
sedangkan peristiwanya dinyatakan dalam induk kalimat. Kata-kata yang dipakai
untuk menandai konyungsi akibat adalah:sehingga, sampai, dan akibatnya.
i. Konyungsi Perbandingan
Berfungsi menghubungkan dua hal dengan cara membandingkan kedua
hal itu. Konyungsi yang biasa dipakai untuk menyatakan hal ini adalah: sebagai,
sebagaimana, seperti, bagai, bagaikan, dan seakan-akan.
j.Konyungsi Tujuan (Final)
Merupakan semacam konyungsi modalitas menjelaskan maksud atau
tujuan suatu peristiwa atau tindakan. Kata-kata yang biasa dipakai untuk
menyatakan hubungan ini adalah: supaya, guna, dan agar.
k. Konyungsi Syarat (Kondisional)
Menjelaskan bahwa suatu hal dapat terjadi bila syarat-syarat
yang disebutkan itu dipenuhi. Kata-kata yang menyatakan hubungan ini
adalah jika, jikalau, dan kalau.
l. Konyungsi Korelatif
Menghubungkan dua bagian kalimat yang mempunyai hubungan
sedemikian rupa sehingga yang satu langsung mempengaruhi yang lain, atau yang
satu melengkapi yang lain. Atau, dapat juga dikatakan bahwa kedua bagian
kalimat itu mempunyai hubungan timbale-balik. Kata-kata yang dipakai untuk
menyatakan korelasi ini adalah: semakin … semakin, kian … kian, bertambah …
bartambah, dan demikian … sehingga.
m. Konyungsi Penegas atau Intensifikasi
Konyungsi ini berfungsi untuk menegaskan atau meringkaskan suatu
bagian kalimat yang telah disebut sebelumnya. Konyungsi yang biasa digunakan
untuk menyatakan hubungan ini adalah: yakni, yaitu, umpama, misalnya,
ringkasnya, dan akhirnya.
n. Konyungsi Penjelas atau Penetap
Berfungsi menghubungkan bagian kalimat terdahulu dengan
perinciannya. Contoh konyungsinya ini adalah bahwa.
o. Konyungsi Situasi
Menjelaskan bahwa suatu perbuatan terjadi atau berlangssung
dalam suatu keadaan atau situasi tertentu. Kata-kata yang dipakai untuk
menyatakan hubungan ini adalah: sedang, sedangkan, padahal, dan sambil.
p. Konyungsi Pengantar Kalimat
Berfungsi untuk memulai sebuah kalimat, atau merangkaikan
kalimat pertama denagn kalimat-kalimat dari alinea sebelumnya. Kata konyungsi
untuk menyatakan hal ini adalah:maka, adapun, akan, bahwasanya, sebermula,
syahdan, hatta, arkian, dan kalakian.
No comments:
Write komentar