CONTOH CERPEN KASIH KASIH SAYANG SEORANG ANAK KEPADA ORANG TUA

 

Kasih Sayang Seorang Anak
                Di sebuah rumah yang sangat sederhana yang terletak di perkampungan kecil di sebuah kota, ditempati oleh seorang gadis yang sangat cantik yaitu Sherly. Ia tinggal dengan sesosok wanita tua yang bernama Ani, yaitu ibunda Sherly. Dia sangat sayang dengan ibunya. Ayahnya yang telah meninggal ketika Sherly masih berumur 2 tahun dan sejak saat itu sampai sekarang, ia hanya tinggal  dengan ibunya. Sherly sangat bersyukur, karena telah diberikan Tuhan ibu yang sangat menyayanginya. Walaupun ia sudah tidak memiliki seorang ayah.
                Sherly sangat ceria dalam kegiatan sehari-hari. Dia sangat disukai oleh teman-temannya karena sifatnya yang baik, dan karena kecerdasannya. Ia telah banyak menjuarai lomba-lomba di sekolahnya. Sherly sangat senang dan orang-orang yang menyayanginya sangat bangga padanya, termasuk ibundanya. Suatu hari, ibunda sherly jatuh pingsan karena mempunyai penyakit anemia. Lalu Sherly membawa ibunya ke rumah sakit terdekat. Sebenarnya ibunda Sherly mempunyai penyakit anemia ini sejak Sherly masih berusia 2 tahun dan ibunda Sherly juga sudah beberapa kali mengalami pingsan karena penyakit yang di deritanya. Saat Sherly berada di rumah sakit, ia hanya terdiam dan menangis tanpa mengucapkan sepatah katapun.
“Ya Allah.. tolong jangan ambil nyawa ibuku, jika Engkau mau ambillah nyawaku sebagai gantinya. Tolong selamatkan ibuku..”.  Ia mengucapkan kata-kata itu dalam batin sambil menangis.
Saat dokter keluar dan memberitahu kalau ibu Ani membutuhkan banyak darah, Sherly langsung berkata pada dokter itu
“ apa dok? Baiklah kalau begitu ambilah darah saya dok”. Kata Sherly sambil memohon untuk diambil darahnya.
Lalu dokter memanggil suster untuk mengecek apakah darahnya Sherly dan ibunya itu cocok atau tidak. setelah suster mengecek darah Sherly ternyata berbeda dengan ibunya. Ia sangat sedih karena tidak bisa memberikan darahnya untuk menyelamatkan ibunya. Dia tidak putus asa, ia terus berusaha untuk mendapatkan donor darah yang cocok untuk ibunya. Karena hidupnya sangat pas-pasan, ia harus pergi mengamen dan berjualan koran untuk mendapatkan uang dan membelikan darah yang cocok untuk ibunya.  Saat Sherly sudah mendapatkan banyak uang dan ingin membelikan darah, tiba-tiba uang yang sedang dibawanya itu dirampas oleh dua orang yang mengendarai motor dan Sherly terserempet oleh para perampok itu. Sherly pun terjatuh dan kepalanya terbentur trotoar, ia terus menagis karena uangnya itu telah dicuri. Dia hanya memikirkan ibunya dan tidak memperdulikan dirinya sendiri. Ia tidak sadar kalau kepalanya terus mengeluarkan darah. Sampai dia menemukan orang yang sangat baik, Andin namanya.
“ Adek kenapa? Kok kepala adek berdarah?”. Tanya Andin yang sedang menghentikan mobilnya di pinggir jalan.
“ tadi uang saya diambil oleh dua orang yang tidak saya kenal kak. Tidak apa kak, saya hanya ingin uang itu kembali.”. Kata Sherly sambil manangis
“ kok bisa dek? Emangnya uang itu untuk apa dek?. Tanya Andin dengan wajah yang sedih.
“ saya juga tidak tahu kak. Uang itu untuk membelikan ibu saya darah.” Jawab Sherly sambil menceritakan semua kejadian yang telah dialaminya dan ibunda tercintanya selama ini.
“ saya sangat sedih mendengar cerita adek. Saya akan membantu adek dan ibu adek”. Kata Andin sambil menangis karena terharu.
“ terima kasih banyak kak Andin.. karena sudah mau membantu saya”. Ucap Sherly sambil memeluk Andin.
Andin pun mengajak Sherly naik mobilnya dan pergi ke rumah sakit dimana ibu Sherly dirawat. saat sudah sampai di rumah sakit Sherly sangat senang karena ibunya akan mendapatkan darah yang cukup agar ibunya itu tidak pingsan lagi. Namun sayang, karena kepala Sherly terus mengeluarkan darah, ia kehabisan darah dan meninggal seketika di rumah sakit itu dengan wajah yang sangat pucat. Andin mengira ia hanya pingsan, lalu Andin memanggil suster untuk membawa ke ruang UGD. Saat dokter keluar dari ruang UGD dia berkata pada Andin “ maaf ya mbak, adek anda sudah meninggal”.
“ apa dok?” kata Andin sambil kaget dan menangis.
“kami sudah berusaha sebaik mungkin untuk menyelamatkan adek mbak. Yang sabar ya mbak.. mungkin ini sudah takdir dari Yang Maha Kuasa”. kata dokter itu pada Andin.
“ ini tidak mungkin kan dok? Dokter bercandakan? Sherly hanya pingsan kan dok?”. Kata Andin yang tidak percaya dan sangat terpukul mendengar hal itu.

Andin berpikir bagaimana caranya mengatakan hal ini kepada ibunda Sherly. Dia tidak ingin ibu Ani shock dan sakitnya akan bertambah parah. Saat ibunda Sherly sadar, Andin pun menemaninya sampai ia sembuh dari penyakitnya. Andin membawa ibu Ani kerumahnya dan merawatnya seperti ibu kandungnya. Ia sangat sayang pada ibu Ani karena ibu Ani sangat baik padanya dan telah merawatnya dengan baik seperti anak kandungnya. Setelah ibu Ani sudah sembuh total, Andin pun menceritakan semua kejadian yang telah dialami oleh putrinya, Sherly. Ia pun sangat terpukul dan ingin bunuh diri, tapi semua itu tidak terjadi karena kata-kata Andin yang sangat menyentuh hatinya. Akhirnya Andin dan ibu Ani tinggal bersama seperti anak dan ibu kandung.

No comments:
Write komentar