Biografi Nabi Yusuf

 

Biografi Nabi Yusuf


Nabi Yusuf 'alaihis salam (sekitar 1745-1635 SM) adalah nabi Islam yang diutus setelah Nabi Ya'qub as. Nabi Yusuf  'alaihis salam merupakan anak Nabi Ya'qub 'alaihis salam dan merupakan buyut dari Nabi Ibrahim 'alaihis salam. Kisah Nabi Yusuf dijelaskan dalam satu surat khusus dalam Al Qur-an surat ke 12 yakni" Surat Yusuf" yang terdiri dari 111 surat.

Beliau menghadapi persekongkolan jahat yang justru datang dari orang-orang yang dekat dengannya, yaitu saudara-saudaranya. Mereka merencanakan untuk membunuhnya. Rencana itu mereka buat saat Nabi Yusuf 'alaihis salam masih kecil, mereka memasukkan Nabi Yusuf 'alaihi salam ke dalam sebuah sumur. Setelah seseorang menemukannya kemudian Nabi Yusuf 'alaihis salam dijual di pasar mesir lalu dia dibeli dengan harga yang sangar murah. Kemudian beliau menghadapi r4yuan dari isteri seorang pria yang mempunyai jabatan penting saat itu. Ketika ia menolak r4yuannya, ia pun dimasukkan ke dalam penjara. Dalam beberapa waktu, beliau menjadi tahanan di penjara. Setelah mampu mentakwilkan mimpi sang raja iapun dibebaskan dari penjara dan akhirnya Beliau menjadi menteri dari raja yang pertama.

Waktupun berlalu maka dengan izin Allah Nabi Yusuf 'alaihis salam dapat bertemu kembali dengan seluruh keluarganya, termasuk dengan ayahnya, 
Nabi Ya'qub 'alaihis salam. Ia memulai dakwahnya di jalan Allah Yang Maha Esa dari panggung kekuasaan. Ia melaksanakan rencana Allah SWT dan menunaikan perintahnya.

Silsilah Nabi Yusuf 'alaihi salam

Nabi Yusuf 'alaihis salam adalah cucu dari 
Nabi Ishaq 'alaihi salam, silsilah lengkapnya adalah Yusuf bin Ya'qub bin Ishaq bin Ibrahim bin Azar bin Nahur bin Suruj bin Ra'u bin Falij bin 'Abir bin Syalih bin Arfahsad bin Syam bin Nuh.

Nabi Yusuf 'alaihis salam merupakan putra urutan ke tujuh dari dua belas putra puteri
Nabi Ya’qub as. Merupakan anak dari istri Nabi Ya’qub yang bernama Rahil. Dari Ibu Rahil ini Nabi Yusuf 'alaihis salam juga mempunyai adik bernama Benyamin. Nabi Yusuf dianugrahi wajah yang sangat tampan oleh Allah SWT, juga dengan tubuh yang tegap sehingga bisa membuat para wanita terpesona kepadanya.

Kisah cerita Nabi Yusuf as ada dalam satu surat penuh dalam Al Qur an yang bernama Surat Yusuf. Disebutkan bahwa sebab turunnya surat Yufuf adalah karena orang orang yahudi meminta kepada 
Rasulullah SAW untuk menceritakan kepada mereka kisah Nabi Yusuf 'alaihis salam. Kemudian Allah SWT menurunkan satu surat penuh yang secara terperinci menceritakan kisah Nabi Yusuf as.

Allah SWT berfirman : “Kami menceritakan kepadamu kisah yang paling baik dengan mewahyukan Al Qur’an ini kepadamu, dan sesungguhnya kamu sebelum (kami mewahyukan)nya adalah termasuk orang-orang yang belum mengetahui.” (Qur'an Surat Yusuf ayat: 3)

Mimpi nabi Yusuf 'alaihis salam

Pada suatu waktu Nabi Yusuf 'alaihis salam bermimpi melihat sebelas bintang, matahari, dan bulan semuanya sujud kepadanya, dan mimpinya itu disampaikan kepada ayahnya yaitu 
Nabi Ya’qub as, sebagaimana tersebut dalam Al Qur’an Surat ke12, Yusuf berikut ini :

(Ingatlah), ketika Yusuf berkata kepada ayahnya : “Wahai ayahku, sesungguhnya aku bermimpi melihat sebelas bintang, matahari dan bulan; kulihat semuanya sujud kepadaku” (Qur'an Surat Yusuf ayat:4)

Ayah berkata : “Hai anakku, janganlah kamu ceritakan mimpimu itu kepada saudara-saudaramu, maka mereka membuat makar (untuk membinasakan)mu. Sesungguhnya syaitan itu adalah musuh yang nyata bagi manusia” (Qur'an Surat Yusuf ayat:5)

Nabi Ya’qub 'alaihis salam mengingatkannya agar jangan sampai Nabi Yusuf as menceritakan mimpinya kepada saudara-saudaranya. Sesungguhnya saudara-saudara Nabi Yusuf 'alaihis salam tidak menyukai kedekatannya dengan ayahnya. Nabi Yusuf 'alaihis salam bukanlah saudara kandung mereka, karena berbeda ibu.

Hubungan Yusuf 'alaihis salam dengan saudara-saudaranya

Nabi Yusuf 'alaihis salam adalah anak yang dimanjakan oleh ayahnya, lebih disayang dan dicintai dibandingkan dengan saudara-saudaranya yang lain. Rasa sayang 
Nabi Ya’qub as kepada Nabi Yusuf dan Bunyamin adiknya sebenarnya cukup wajar, karena Nabi Yusuf dan adiknya tidak memiliki ibu karena telah meninggal dunia ketika melahirkan Bunyamin. Karena sebab itulah Nabi Ya’qub 'alaihis salam sangat menyayangi Nabi Yusuf as dan adiknya Bunyamin. Terlebih lagi saat Nabi Ya’qubmendengar dan mengetahui akan mimpi Nabi Yusuf as. Semakin bertambah pula pengawasannya untuk keselamatan Nabi Yusuf as dan adiknya.

Perlakuan yang berbeda dari 
Nabi Ya’qub as kepada anak-anaknya yang lain menimbulkan rasa iri hati dan dengki di antara saudara-saudara Nabi Yusuf as yang lain.

Nabi Yusuf 'alaihis salam dibuang ke sumur

Suatu hari saudara-saudara Nabi Yusuf 'alaihis salam yang dengki kepadanya berkumpul, namun dalam musyawarah ini Bunyamin tidak diikut sertakan karena ia adalah adik kandung Nabi Yusuf 'alaihis salam. Kemudian mereka berencana untuk mencelakai Nabi Yusuf 'alaihis salam, yakni dengan membuangnya ke dalam sebuah sumur.

Kemudian saudara-saudara Nabi Yusuf 'alaihis salam meminta ayah mereka untuk mengijinkan membawa Nabi Yusuf 'alaihis salam pergi ke suatu tempat, seperti yang diriwayatkan dalam Al Qur'an berikut ini:

Mereka berkata : “wahai ayah kami, apa sebabnya kamu tidak mempercayai kami terhadap Yusuf, padahal sesungguhnya kami adalah orang-orang yang menginginkan kebaikan baginya. (Qur'an Surat Yusuf ayat: 11)

Biarlah dia pergi bersama kami besok pagi, agar ia (dapat) bersenang-sendang dan (dapat) bermain-main, dan sesungguhnya kami pasti menjaganya
” (Qur'an Surat Yusuf ayat: 12)

Berkata 
Ya’qub : “Sesungguhnya kepergian kamu bersama Yusuf amat menyedihkanku dan aku khawatir kalau-kalau dia dimakan serigala, sedang kamu lengah dari padanya” (Qur'an Surat Yusuf ayat: 13)

Mereka berkata : “Jika ia benar-benar dimakan serigala, sedang kami golongan (yang kuat), sesungguhnya kami kalau demikian adalah orang-orang yang merugi” (Qur'an Surat Yusuf ayat: 14)

Mereka pun berhasil mengajak Nabi Yusuf 'alaihis salam pada hari berikutnya dan pergi dengannya ke gurun. Mereka lalu memasukkan nabi Yusuf 'alaihis salam ke dalam sebuah sumur tanpa mengenakan pakaian.

Untuk mengelabui ayahnya,saudara-saudara yang benci kepada Nabi Yusuf itu menyembelih hewan sejenis kambing atau rusa, lalu melumurkan darah binatang tersebut ke pakaian Nabi Yusuf as. Dan mereka membawa pulang pakaian tersebut, seperti diterangkan dalam Al Qur’an berikut ini :

“Kemudian mereka datang kepada ayah mereka di sore hari sambil menangis”  (Qur'an Surat Yusuf ayat: 16)

“Mereka berkata : “Wahai ayah kami, sesungguhnya kami pergi berlomba-lomba, dan kami tinggalkan Yusuf di dekat barang-barang kami, lalu dia dimakan serigala, dan kamu sekali-kali tidak akan percaya kepada kami, sekalipun kami adalah orang-orang yang benar” (Qur'an Surat Yusuf ayat: 17)

Nabi 
Ya’qub as memegang pakaian anaknya. Lalu memperhatikan pakaian nabi yusuf tersebut, ia melihat pakaian itu masih utuh dan tidak ada tanda-tanda cakaran atau robek. Serigala apa yang makan Nabi Yusuf as? Apakah ia memakan dari dalam pakaian tanpa merobek pakaiannya? Seandainya Nabi Yusuf as mengenakan pakaiannya lalu ia dimakan oleh serigala, semestinya pakaian tersebut akan robek. Seandainya ia telah melepas bajunya untuk bermain dengan saudara-saudaranya, maka bagimana pakaian tersebut dilumuri dengan darah sementara saat itu tidak menggunakan pakaian?

Berdasarkan bukti-bukti itu, 
Nabi Ya’qub as mengetahui bahwa mereka berbohong. Nabi Yusuf as tidak dimakan oleh serigala. Nabi ya’qub mengetahui bahwa anak-anaknya berbohong, ia mengungkapkan hal itu dalam perkatannya yang tersebut dalam Al Qur an :

“Mereka datang membawa baju gamisnya (yang berlumuran) dengan darah palsu.
Ya’qub berkata “sebenarnya dirimu sendirilah yang memandang baik perbuatan (yang buruk) itu; maka kesabaran yang baik itulah (kesabaranku). Dan Allah sajalah yang dimohon pertolongan-Nya terhadap apa yang kamu ceritakan” (Qur'an Surat Yusuf ayat: 18)

Demikianlah perilaku 
Nabi Ya’qub dengan bijaksananya. Ia meminta agar diberi kesabaran dan memohon pertolongan kepada Allah SWT atas apa yang mereka lakukan terhadap putra kesayangannya.

Nabi Yusuf 'alaihi salam ditemukan di sumur lalu dijual di pasar

Suatu saat ada kafilah yang sedang berjalan menuju Mesir, yaitu satu kafilah besar. Semua kafilah itu menuju sumur, mereka berhenti untuk menambah air. Mereka menghulurkan timba ke sumur. Lalu Nabi Yusuf as bergelantung pada timba tersebut. Orang yang mengulur timba mengira bahwa timbanya telah penuh dengan air. Namun setelah dilihatnya ternyata seorang manusia. Setelah itu mereka menjual Nabi Yusuf ke pasar seperti riwayat dalam Al'Qur'an berikut:

"Kemudian datanglah kelompok orang-orang musafir, lalu mereka menyuruh seorang pengambil air, maka dia menurunkan timbanya, dia berkata: 'Oh; kabar gembira, ini seorang anak muda!' Kemudian mereka menyembunyikan dia sebagai barang dagangan. Dan Allah Maha Mengetahui apa yang mereka kerjakan. Dan mereka menjual Yusuf dengan harga yang murah, yaitu beberapa dirham saja, dan mereka tidak tertarik hatinya kepada Yusuf. Dan orang Mesir yang membelinya berkata kepada isterinya: 'Berikanlah kepadanya tempat (dan layanan) yang baik, boleh jadi ia bermanfaat kepada kita atau kita pungut dia sebagai anak.' Dan demikianlah Kami berikan kedudukan yang baik kepada Yusuf di muka bumi (Mesir) dan agar Kami ajarkan kepadanya ta'bir mimpi. Dan Allah berkuasa terhadap urusan-Nya, tetapi kebanyakan manusia tiada mengetahuinya. " (QS. Yusuf: 19-21)

Lelaki yang membeli Nabi Yusuf as bukanlah orang sembarang tetapi ia seorang yang penting. Ia termasuk seseorang yang berasal dari pemerintah yang berkuasa di Mesir. Ia adalah seorang menteri di antara menteri-menteri raja yaitu ketua menteri yang bernama Al Aziz.

Kisah Nabi Yusuf 'alaihis salam dan Zulaikha

Hari demi hari berlalu. Nabi Yusuf as pun semakin tumbuh menjadi dewasa. Nabi Yusuf as oleh Allah diberi kemampuan untuk mengendalikan suatu masalah dan ia diberi pengetahuan tentang kehidupan dan peristiwa peristiwanya. Ia juga diberi kemampuan berdialog yang dapat menarik simpati orang yang mendengarnya. Nabi Yusuf as diberi kemuliaan sehingga ia menjadi pribadi yang agung dan tak tertandingi. Tuannya mengetahui bahwa Allah SWT memuliakannya dengan mengirim Nabi Yusuf as padanya. Ia mengetahui bahwa Nabi Yusuf memiliki kejujuran, kemuliaan, dan istiqamah (keteguhan) lebih dari siapapun yang  pernah ia temui dalam selama hidupnya.

Nabi Yusuf 'alaihis salam diberi Wajah yang rupawan sehingga membuat Zulaikah sang isteri Al Azis terpesona. Ia mer4yunya dengan terang terangan. Wanita itu menutup semua pintu dan melupakan rasa malunya, kemudian ia mengunggapkan rasa cintanya Nabi Yusuf as.

Godaan dari wanita itu merupakan godaan yang cukup berat, namun beliu mampu untuk melawannya. Zulaikha mengulurkan tangannya kepada Yusuf dan berusaha untuk memeluknya. Nabi Yusuf as berputar dan berlari menuju ke pintu. Lalu ia dikejar oleh wanita itu dan wanita itu menarik-narik pakaiannya. Keduanya sampai ke pintu. Namun tiba tiba itu terbuka, suaminya dan salah satu kerabatnya ada di muka pintu yang terbuka itu.

Setelah melihat suaminya ada di hadapannya, ia segera menggunakan kelicikannya. Wanita itu berbicara dengan melontarkan tuduhan kepada Nabi Yusuf as, seperti yang diterangkan dalam Al Qur’an berikut ini :

“Dan keduanya berlomba-lomba menuju pintu dan wanita itu menarik baju gamis Yusuf dari belakang hingga koyak dan kedua-duanya mendapati suami wanita itu di muka pintu. Wanita itu berkata : “apakah pembalasan terhadap orang yang bermaksud berbuat serong dengan isterimu, selain dipenjarakan atau (dihukum) dengan azab yang pedih” (Qur'an Surat Yusuf ayat: 25)

Yusuf berkata : “Dia menggodaku untuk menundukkan diriku (kepadanya)” dan seorang saksi dari keluarga wanita itu memberikan kesaksian : “Jika baju gamis koyak di muka, maka wanita itu benar dan Yusuf termasuk orang-orang yang dusta. Dan jika baju gamisnya koyak di belakang, maka wanita itu yang dusta, dan Yusuf termasuk orang-orang yang benar” (Qur'an Surat Yusuf ayat: 26 – 27)

Setelah mengetahui siapa yang salah, si suami mengakhiri masalah tersebut, lalu Nabi Yusuf as pun pergi. Tuan rumah itu tidak meminta perincian peristiwa yang terjadi antara iserinya dan pemuda yang mengabdi kepadanya. Yang ia minta adalah agar pembicaraan itu ditutup sampai di sini saja.

No comments:
Write komentar