Puji dan
syukur kami haturkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat
dan hidayah-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan tugas pembuatan makalah ini.
Dalam
pembuatan makalah ini, banyak kesulitan yang kami alami terutama disebabkan
oleh kurangnya pengetahuan. Namun berkat bimbingan dan bantuan dari semua pihak
akhirnya makalah ini dapat terselesaikan tepat pada waktunya. Oleh karena itu, kami mengucapkan terima kasih
kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan makalah ini,
khususnya kepada Dosen mata kuliah Sosiologi
Ibu Sri Yamti, Rekan-rekan mahasiswa geografi, dan lain-lain. Semoga
makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua.
Tak ada
gading yang tak retak. Begitu pula dengan makalah yang kami buat ini yang masih jauh dari
kesempurnaan. Oleh karena itu kami mengharapkan kritik dan saran agar makalah ini menjadi
lebih baik serta berdaya guna dimasa
yang akan datang.
Jakarta, Februari 2009
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR................................................................................................................................................................. ..........................................................................................................................................................................................
DAFTAR ISI........................................................................................................................................................................... ..........................................................................................................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN...................................................................................................................................................
A.
Latar Belakang Masalah .................................................................................................................................. .................................................................................................................................................................
B.
Rumusan Masalah......................................................................................................................................... .................................................................................................................................................................
C.
Tujuan dan Manfaat....................................................................................................................................... .................................................................................................................................................................
BAB III PEMBAHASAN ...................................................................................................................................................
A.
Faktor-faktor yang Mempengaruhi Proses Perubahan Sosial
dan Budaya.................................................................................................................................................. .................................................................................................................................................................
dan Budaya.................................................................................................................................................. .................................................................................................................................................................
B.
Faktor-faktor Penyebab Perubahan Sosial dan Budaya.......................................................................................... .................................................................................................................................................................
C.
Sikap Selektif Terhadap Pengaruh Globalisasi...................................................................................................... .................................................................................................................................................................
D.
Aspek-aspek Positif dan Negatif dari Globalisasi................................................................................................... .................................................................................................................................................................
BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN.....................................................................................................................................
A.
Kesimpulan.................................................................................................................................................. .................................................................................................................................................................
B.
Saran ......................................................................................................................................................... .................................................................................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA..................................................................................................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang Masalah
Selama hidupnya,
manusia senantiasa mempelajari dan melakukan perubahan-perubahan terhadap
kebudayaannya sesuai dengan kebutuhan dan kondisi lingkungan. Hal ini adalah
sesuatu yang wajar sebab kebudayaan diciptakan dan diajarkan dari satu
generasi ke generasi berikutnya untuk
memenuhi kebutuhan manusia itu sendiri, baik secara perorangan maupun
berkelompok. Dari kenyataan ini, tidak ada satupun kebudayaan dan perwujudan
kebudayaan yang bersifat statis (tidak mengalami perubahan).
Pengertian perubahan
sosial budaya adalah perubahan yang terjadi akibat ketidaksaman atau
ketidaksesuaian diantara unsur-unsur sosial dan kebudayaan yang saling berbeda.
Menurut para ahli
sosiologi dan antropologi antara lain :
John Lewin Gillin dan John Phillip Gillin
Perubahan sosial adalah suatu variasi
dari cara-cara hidup yang diterima yang disebabkan oleh perubahan-perubahan
kondisi geografis, kebudayaan materiil, komposisi penduduk, ideologi, maupun
karena difusi dan penemuan baru dalam masyarakat.
Samuel Koening
Perubahan sosial menunjukkan pada
modifikasi-modifikasi yang terjadi dalam pola-pola kehidupan manusia.
Modifikasi-modifikasi tersebut terjadi karena sebab-sebab internal maupun
eksternal.
Koentjaraningrat
Kebudayaan merupakan keseluruhan gagasan
dan karya manusia yang harus dibiasakan dengan belajar, serta keseluruhan hasil
budi dan karya tersebut.
Kebudayaan memiliki tiga wujud yaitu :
·
Ide-ide, nilai-nilai, norma-norma, peraturan, dan sebagainya yang abstrak.
·
Kompleks aktivitas kelakuan berpola dari manusia dalam masyarakat (sistem
sosial).
·
Benda-benda hasil karya manusia yang berupa fisik.
Selo Soemardjan
Perubahan pada lembaga-lembaga
kemasyarakatan dalam suatu masyarakat yang mempengaruhi sistem sosialnya,
termasuk didalam nilai-nilai, sikap dan pola perilaku diantara
kelompok–kelompok dalam masyarakat.
Hubungan perubahan
sosial dengan perubahan kebudayaan yang menyangkut perubahan masyarakat dan
kebudayaannya, seringkali kesulitan memisahkan antara perubahan sosial dengan
perubahan budaya. Sebab tidak ada masyarakat yang tidak mempunyai kebudayaan
dan sebaliknya. Perubahan sosial dan budaya mempunyai satu aspek yang sama.
Dari bentuk perubahan dibedakan dari segi perubahan sosial lambat dan cepat,
perubahan sosial kecil dan perubahan sosial direncanakan dan tidak
direncanakan.
Faktor yang bisa
menyebabkan terjadinya proses perubahan sosialisasi dari perubahan jumlah
penduduk, penemuan-penemuan baru, pertentangan masyarakat, pemberontakan dan
reformasi. Modernisasi bisa merubah dari masa pra modern menuju masa modern.
Modernisasi mencakup proses sosial budaya yang ruang lingkupnya sangat luas
sehingga batas-batasnya tidak bisa ditetapkan secara mutlak.
Globalisasi
merupakan suatu tatanan mendunia yang tercipta akibat adanya kemajuan teknologi
informasi dan komunikasi, sehingga unsur-unsur budaya suatu kelompok masyarakat
bisa dikenal dan diterima oleh kelompok masyarakat lainnya.
Adanya pertukaran
unsur-unsur budaya karena globalisasi ini mengakibatkan dampak-dampak yang
besar bagi masyarakat. Hal ini merupakan tantangan bagi bangsa Indonesia untuk
dapat menyikapi secara bijaksana. Globalisasi merupakan suatu gejala
terbentuknya sistem organisasi dan komunikasi yang mengikuti sistem nilai dan
kaidah yang sama antara masyarakat di seluruh dunia karena adanya kemajuan
transportasi dan komunikasi sehingga memperlancar interaksi antar warga dunia.
Selain proses modernisasi dan globalisasi, ada juga proses yang disebut reformasi,
proses dimana perbaikan atau penataan ulang terhadap faktor rehabilitasi yang
terdapat pada masyarakat. Dengan kemajuan teknologi dan komunikasi yang bisa
merubah semuanya untuk lebih baik dan terarah. Dan didasarkan pada perencanaan
pada proses disorganisasi, problem, konflik antar kelompok dan
hambatan-hambatan terhadap perubahan.
Mereka beranggapan
bahwa kebanyakan masyarakat hanya meniru pada masyarakat atau negara lain yang
sudah modern. Ini menunjukkan, seharusnya negara modern menolong mereka melalui
social engineering baik secara langsung maupun tidak langsung, merupakan
bagian dari perkembangan masyarakat dengan modernisasi dan globalisasi yang
dapat merubah untuk menjadi lebih baik dan maju.
B.
Rumusan Masalah
Dari uraian
tersebut, dapat ditarik rumusan masalah sebagai berikut :
1.
Faktor-faktor apa saja yang bisa mempengaruhi perubahan sosial budaya di
masyarakat ?
2.
Bagaimana perubahan sosial budaya terhadap perkembangan masyarakat?
3.
Bagaimana pengaruh modernisasi dan globalisasi terhadap perkembangan
tentang pengetahuan dan teknologi ?
C.
Tujuan dan Manfaat
Tujuan penulisan
makalah ini adalah untuk mengetahui perubahan sosial budaya pada perkembangan
masyarakat Indonesia untuk menghadapi modernisasi dan globalisasi dengan
mengetahui :
1.
Dampak perubahan sosial budaya pada modernisasi dan globalisasi.
2.
Perkembangan masyarakat dengan adanya kemajuan teknologi.
3.
Manfaat dari modernisasi dan globalisasi di masyarakat.
Manfaat penulisan
makalah ini adalah untuk kepentingan
praktis, yaitu sebagai referensi untuk
membantu pengambilan keputusan bagi pembuat kebijakan tentang perubahan sosial
budaya yang terjadi pada masyarakat Indonesia sehingga bisa dilakukan
langkah-langkah agar perubahan sosial budaya yang diharapkan bisa dilakukan dan
dilaksanakan terutama pada perkembangan masyarakat.
Dan manfaat
penulisan makalah ini untuk kepentingan teoritis, yaitu bisa menjadi masukan
dalam kajian ilmiah tentang perubahan sosial budaya yang terjadi dalam
masyarakat.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Proses Perubahan Sosial dan
Budaya
Perubahan sosial dan
budaya dipengaruhi oleh berbagai faktor. Faktor-faktor yang mempengaruhi
perubahan kebudayaan terdiri dari faktor yang mendorong dan faktor yang
menghambat terjadinya perubahan sosial budaya seperti telah dijelaskan pada
bagian sebelumnya. Faktor-faktor itu bisa berasal dari dalam maupun dari luar
masyarakat. Berikut diuraikan faktor-faktor yang mempengaruhi perubahan sosial
budaya.
Diantara berbagai
faktor yang mendorong terjadinya perubahan sosial budaya :
1.
Kontak dengan kebudayaan lain. Masyarakat yang
sering melakukan kontak dengan kebudayaan lain akan mengalami perubahan yang
cepat. Kontak dengan kebudayaan lain ini berhubungan dengan difusi, yaitu
proses penyebaran unsur-unsur kebudayaan dari individu ke individu lain atau
dari satu masyarakat ke masyarakat lain.
2.
Sistem pendidikan formal yang maju. Pada jaman modern sekolah semakin memegang peran penting dalam melakukan
perubahan-perubahan pada para murid yang juga merupakan anggota masyarakat secara
keseluruhan. Melalui pendidikan, seseorang diajarkan berbagai kemampuan dan nilai-nilai yang
berguna bagi manusia, terutama untuk membuka pikirannya terhadap hal-hal baru.
3.
Toleransi. Perubahan sosial
budaya yang cepat akan terjadi pada masyarakat yang sangat toleran terhadap
perbuatan atau masyarakat yang berperilaku menyimpang, baik yang positif maupun
negatif, dengan catatan bukan merupakan pelanggaran hukum. Masyarakat yang
memiliki toleransi cenderung lebih mudah menerima hal-hal yang baru.
4.
Sistem stratifikasi terbuka. Sistem pelapisan
sosial terbuka pada masyarakat akan memberikan peluang sebesar-besarnya kepada
individu untuk naik ke kelas sosial yang lebih tinggi melalui berbagai usaha
yang diperbolehkan oleh kebudayaannya.
5.
Penduduk yang heterogen. Pada masyarakat
yang heterogen atau masyarakat yang berbasis latar belakang kebudayaan, ras,
dan ideologi yang beragam akan mudah
mengalami pertentangan-pertentangan yang mengundang perubahan. Keadaan ini akan
mendorong terjadinya perubahan dalam masyarakat.
6.
Ketidakpuasan masyarakat terhadap berbagai bidang kehidupan. Ketidakpuasan ini, baik dalam sistem kemasyarakatan,
ekonomi, politik, dan keamanan, akan mendorong masyarakat melakukan perubahan
sistem yang ada dengan cara menciptakan sistem baru agar sesuai dengan
kebutuhan-kebutuhannya.
7.
Orientasi ke masa depan. Umumnya masyarakat
beranggapan bahwa masa yang akan datang berbeda dengan masa sekarang, sehingga
mereka berusaha menyesuaikan diri, baik yang sesuai dengan keinginannya, maupun
keadaan yang buruk sekalipun. Untuk itu, perubahan-perubahan harus dilakukan
agar dapat menerima masa depan.
8.
Pandangan bahwa manusia harus senantiasa berusaha untuk memperbaiki hidupnya. Terdapat suatu ajaran atau keyakinan di masyarakat yang
menyebutkan bahwa yang dapat mengubah atau memperbaiki keadaan nasib manusia
adalah manusia itu sendiri, dengan bimbingan Tuhan. Jika seseorang ingin berubah niscaya ia harus
berusaha. Usaha ini ke arah penemuan-penemuan baru dalam bentuk cara-cara hidup
atau pun pola interaksi di masyarakat.
Selain dari itu
faktor-faktor yang bisa menghambat perkembangan di masyarakat dari perubahan
sosial budaya diantaranya :
1.
Kurang berhubungan dengan masyarakat lain. Masyarakat yang kurang memiliki hubungan dengan
masyarakat lain umumnya adalah masyarakat terasing atau terpencil. Dengan
keadaan seperti ini, mereka tidak mengetahui perkembangan-perkembangan yang
terjadi pada masyarakat lain.
2.
Perkembangan ilmu pengetahuan yang terlambat. Keterlambatan perkembangan ilmu pengetahuan di suatu
kelompok masyarakat dapat disebabkan karena masyarakat tersebut berada di
wilayah yang terasing, sengaja mengasingkan diri atau lama dikuasai (dijajah)
oleh bangsa lain sehingga mendapat pembatasan-pembatasan dalam segala bidang.
3.
Sikap masyarakat yang sangat tradisional. Suatu sikap yang mengagung-agungkan tradisi lama serta anggapan bahwa
tradisi tidak dapat diubah akan sangat menghambat jalannya proses perubahan,
keadaan tersebut akan menjadi lebih parah apabila masyarakat yang bersangkutan
dikuasai oleh golongan konservatif.
4.
Adanya kepentingan-kepentingan yang telah tertanam kuat. Dalam suatu masyarakat, selalu terdapat kelompok-kelompok
yang menikmati kedudukan tertentu. Biasanya, dari kedudukan itu mereka
mendapatkan keuntungan-keuntungan tertentu dan hak-hak istimewa.
5.
Rasa takut akan terjadi kegoyahan pada integrasi sosial yang telah ada. Integrasi sosial mempunyai derajat yang berbeda.
Unsur-unsur luar dikhawatirkan akan menggoyahkan integrasi sosial dan
menyebabkan perubahan-perubahan pada aspek tertentu dalam masyarakat.
6.
Hambatan-hambatan yang bersifat ideologis. Di dalam masyarakat menganggap pandangan hidup atau
keyakinan yang telah menjadi ideologi dan dasar integrasi mereka dalam waktu
lama dapat terancam oleh setiap usaha perubahan unsur-unsur kebudayaan.
7.
Prasangka pada hal-hal baru atau asing (sikap tertutup). Prasangka seperti ini umumnya terdapat pada masyarakat
yang pernah dijajah oleh bangsa-bangsa asing, mereka menjadi sangat curiga
terhadap hal-hal yang datang dari luar sebab memiliki pengalaman pahit sebagai
bangsa yang pernah dijajah, umumnya unsur-unsur baru yang masuk berasal dari
dunia barat.
8.
Adat istiadat (kebiasaan). Adat istiadat atau
kebiasaan merupakan pola perilaku anggota masyarakat dalam memenuhi semua
kebutuhan pokoknya. Jika kemudian pola-pola perilaku tidak lagi efektif
memenuhi kebutuhan pokok, maka akan muncul krisis adat atau kebiasaan, yang
mencakup bidang kepercayaan, sistem pencaharian, pembuatan rumah dan cara
berpakaian.
B.
Perubahan Sosial dan Budaya terhadap perkembangan masyarakat.
Kebudayaan merupakan
suatu sistem. Artinya, bagian-bagian dari kebudh itu saling berkaitan satu
dengan lainnya. Perubahan satu unsur kebudayaan akan mempengaruhi unsur-unsur
yang lainnya. Hal ini bisa kita lihat contohnya ketika program listrik masuk
desa mula-mula dijalankan. Masuknya listrik ke pedesaan yang sebelumnya tidak
ada listrik, membawa perubahan besar dalam kehidupan penduduk desa yang
sebagian besar bermata pencaharian sebagai petani atau pengrajin tradisional.
Perubahan itu begitu terasa pada peningkatan beragam kebutuhan akan
barang-barang elektronik (radio, televisi, kulkas).
Dengan memiliki
perangkat elektronik tersebut, pola hidup mereka mengalami perubahan. Waktu
tidur berubah menjadi semakin larut, pranata-pranata hiburan juga ikut
mengalami perubahan. Ikatan-ikatan sosial masyarakat desa menjadi semakin
mengendur, karena mereka lebih banyak menghabiskan waktunya di depan pesawat
televisi dibandingkan dahulu yang lebih banyak berinteraksi di luar dengan
sesama warga. Pertunjukan seni tradisional lebih banyak ditonton di televisi
dari pada melalui pertunjukan langsung di panggung-panggung. Selain itu juga,
dengan adanya penerangan lampu. Dari kenyataan ini, perubahan-perubahan lainnya
akan semakin terbuka dan berlangsung secara beruntun.
Menurut Gillin dan
Koenig, perubahan kebudayaan disebabkan oleh beberapa faktor internal maupun
eksternal sebagai berikut :
a.
Faktor-faktor internal antara lain :
·
Adanya kejenuhan atau ketidakpuasan individu terhadap sistem nilai yang
berlaku di masyarakat.
·
Adanya individu yang menyimpang dari sistem sosial yang berlaku. Apabila
hal ini dibiarkan, maka akan diikuti oleh individu-individu lainnya sehingga
mendorong perubahan.
·
Adanya perubahan dalam jumlah dan komposisi penduduk. Pertumbuhan penduduk
akan menyebabkan terjadinya perubahan unsur penduduk lainnya, seperti rasio
jenis kelamin dan beban tanggungan hidup. Banyaknya pendatang dari etnis dan
budaya lain juga akan merubah struktur sosial karena penduduk menjadi lebih
heterogen.
b.
Faktor-faktor eksternal antara lain :
·
Bencana alam antara lain gunung meletus, banjir, gempa bumi, atau tsunami.
Bencana alam dapat menyebabkan terjadinya perubahan lingkungan fisik sehingga
menuntut manusia melakukan adaptasi terhadap lingkungan yang telah berubah
tersebut. Biasanya untuk bertahan ataupun mengalami suatu bencana alam, manusia
terkadang terlupa atau mungkin terpaksa melanggar nilai-nilai dan norma sosial
yang telah ada. Hal ini dilakukan semata-mata untuk tetap bertahan dalam
menghadapi perubahan lingkungan akibat bencana alam tersebut.
·
Peperangan selalu berdampak pada tingginya angka kematian, rusaknya
berbagai sarana dan prasarana kebutuhan hidup sehari-hari, terjadinya kekacauan
ekonomi dan sosial, serta tergoncangnya mental penduduk sehingga merasa frustasi
dan tidak berdaya. Dalam kenyataan yang lebih memprihatinkan, peperangan
seringkali diakhiri dengan penaklukan yang diikuti pemaksaan ideologi dan
kebudayaan oleh pihak atau negara yang menang. Semua ini akan mengubah
kehidupan masyarakat dan kebudayaannya.
·
Kontak dengan masyarakat lain yang berbeda kebudayaannya. Kontak dapat
terjadi antar etnis di dalam suatu kawasan atau yang berasal dari tempat yang
berjauhan. Interaksi antara orang atau kelompok yang berbeda etnis dan
kebudayaan yang tinggi akan memperluas pengetahuan dan wawasan tentang budaya
masing-masing, sehingga dapat menimbulkan sikap toleransi dan penyesuaian diri
terhadap budaya lain tersebut. Sikap toleransi dan penyesuaian diri ini pada
akhirnya akan mendorong terjadinya perubahan kebudayaan.
C.
Pengaruh Globalisasi Terhadap Kehidupan Berbangsa dan
Bernegara
Globalisasi memiliki
pengaruh yang positif, yaitu membawa kemajuan, kesejahteraan, dan keselamatan
bangsa dan negara. Namun globalisasi juga membawa pengaruh negatif, seperti
adanya budaya hedonisme, pendewaan pikiran nasionalisme, ilmu dan teknologi,
sekularisme, dan tipisnya iman.
Kita menyadari bahwa
pengaruh globalisasi tidak mungkin dapat dihindari, kecuali kita dengan sengaja
menghindari interaksi dan komunikasi dengan
pihak yang lain. Ketika seseorang masih membaca surat kabar, menonton
televisi, atau menggunakan alat lainnya, terlebih lagi dengan menggunakan
internet, ia tetap akan terperangkap dalam proses dan model pergaulan global.
Dalam era
globalisasi telah terjadi pertemuan dan gesekan nilai-nilai budaya dan agama di
seluruh dunia yang memanfaatkan jasa telekomunikasi, transformasi dan informasi
sebagai hasil dari modernisasi teknologi. Pertemuan dan gesekan tersebut akan
menghasilkan kompetisi liar yang berarti saling mempengaruhi dan dipengaruhi,
saling bertentangan dan bertabrakannya nilai-nilai yang berbeda yang berakhir
dengan kalah atau menang, saling bekerja sama yang akan menghasilkan sintesa
dan antitesa baru.
Pengertian
globalisasi dapat dibedakan atas dua hal yaitu :
1)
Sebagai Alat
Globalisasi
merupakan wujud keberhasilan ilmu dan teknologi, terutama di bidang komunikasi.
Globalisasi sebagai alat juga mengandung hal-hal yang positif apabila
dipergunakan untuk tujuan yang baik. Namun hal tersebut juga dapat mengandung hal-hal
negatif bila dipergunakan untuk tujuan yang tidak baik. Jadi tergantung siapa
yang menggunakan dan apa tujuannya.
2)
Sebagai Ideologi
Globalisasi sebagai
ideologi berarti sudah mempunyai arti tersendiri dan netralitasnya sangat
sedikit. Globalisasi sebagai ideologi pasti memihak suatu kepentingan sehingga
akan menimbulkan akibat, baik yang setuju maupun yang tidak setuju. Disinilah
timbulnya benturan dan pertentangan.
a)
Ancaman
Dengan alat komunikasi seperti TV,
parabola, telepon, VCD, DVD, dan internet, kita dapat berhubungan dengan dunia
luar. Dengan parabola atau internet, kita dapat menyaksikan hiburan porno dari
kamar tidur. Kita dapat terpengaruh oleh segala macam bentuk yang sangat
konsumtif. Anak-anak kita dapat terpengaruh oleh segala macam film kartun dan
film-film yang seharusnya tidak dilihat. Kita pun dapat dengan mudah
terpengaruh oleh gaya hidup seperti yang terjadi di sinetron-sinetron kita
(terutama sekali yang bertemakan keluarga) yang lebih dari 90% menebar
nilai-nilai negatif dengan ukuran keberagaman dari setiap agama. Meskipun harus
disadari pula bahwa televisi juga banyak menayangkan program-program pengajian,
ceramah, diskusi, dan berita yang mengandung nilai positif bahkan agamis.
Adegan kekerasan (violence) akan lebih berkesan di benak anak-anak
dibandingkan dengan petuah agama.
b)
Tantangan
Pengaruh globalisasi yang memberikan
nilai-nilai positif wajib kita serap, terutama yang tidak menyebabkan benturan
dengan budaya kita, misalnya disiplin, kerja keras, menghargai orang lain, rasa
kemanusiaan, demokrasi dan kejujuran. Kita wajib menyaring yang baik dan sesuai
dengan kepribadian dan moral bangsa kita terima, sebaliknya yang buruk kit
atolak.
D.
Aspek-aspek Positif dan Negatif dari Globalisasi
Pengaruh globalisasi
harus kita hadapi dan direspons. Ada tiga sikap dalam merespons globalisasi.
1.
Respons dengan sikap anti modernisasi atau anti barat. Kita menolak semua
pengaruh barat. Bahkan ada pandangan ekstrem yang menganggap kebudayaan barat
sebagai musuh.
2.
Respons yang menjadikan kebudayaan barat menjadi kiblat dan “role model”
untuk masa depan, bahkan menjadikannya way of life mereka.
3.
Respons yang bersikap selektif, artinya tidak secara otomatis menerima
atau menolak kebudayaan barat, mereka dapat menerima kebudayaan barat selama
tidak harus mengorbankan agama, kepribadian, dan kebudayaan yang ada.
Sebaliknya mereka akan menolak kebudayaan barat yang tidak sesuai dengan
kebudayaan yang dimiliki.
Berdasarkan hal tersebut, akhirnya kita
dapat menentukan sikap sebagai berikut :
a.
Aspek-aspek positif yang diterima
1)
Di bidang sosial budaya
Perkembangan yang demikian cepat dalam
ilmu dan teknologi, terutama di bidang komunikasi, transportasi, dan informasi
akan dapat menebus batas-batas wilayah, budaya dan waktu. Di era globalisasi
ini berarti terjadi pertemuan dan gesekan nilai-nilai sosial budaya. Melalui
proses seleksi nilai-nilai sosial budaya yang positif wajib kita terima,
seperti kerja keras, disiplin, kejujuran, penghargaan terhadap karya atau kerja
orang lain, optimistis, kemandirian, kesungguhan, tanggung jawab, law
enforcement, ketaatan terhadap aturan, dan nilai-nilai agama. Nilai-nilai
yang diterima akan diserap sehingga memperkaya budaya kita.
2)
Di bidang ilmu dan teknologi
Kita menyadari bahwa di bidang ilmu
pengetahuan dan teknologi masih tertinggal jauh dari negara-negara yang telah
maju. Justru era globalisasi ini merupakan peluang baik untuk dapat menyerap
ilmu dan teknologi, sehingga kita akan dapat bersaing (berkompetisi) dalam
menghasilkan barang-barang yang berkualitas dengan harga murah.
3)
Di bidang mental
Sikap mental seperti pasrah, menyerah,
ketergantungan, kongkow-kongkow, dan
santai wajib kita ubah menjadi sikap kerja keras, disiplin dalam segala
hal, serta menghargai dan menggunakan waktu sebaik-baiknya.
Hal tersebut merupakan kunci kemajuan dan
keberhasilan dalam pembangunan bangsa, bangsa yang maju pasti mempunyai sikap
mental tersebut. Sebagai contoh negara Jepang, Korea, Hongkong, dan Singapura.
4)
Di Bidang Ekonomi
Kompetisi atau persaingan bebas adalah
kunci, seperti AFTA (Asean Free Trade Agreement) atau perjanjian kawasan
perdagangan bebas ASEAN yang berlaku di tahun 2003 dan APEC (Asian Pacific
Economy Cooperation) atau kerja sama ekonomi Asia Pasifik yang berlaku di tahun
2020. Lalu timbul pertanyaan : sudah siapkah kita menghadapi era liberalisme
perdagangan tersebut ? jika sudah, berarti kita akan tetap survive (hidup) akan
dicukupi dari produksi luar negeri. Akibatnya bangsa kita akan tergantung
sepenuhnya pada bangsa kita.
5)
Di Bidang Ideologi (politik)
Salah satu konsekuensi dari era
globalisasi adalah keharusan untuk berhubungan dengan bangsa lain. Kita akan
dihadapkan dengan berbagai ideologi bangsa lain, seperti separatisme. Oleh
sebab itu, harus mempunyai ketahanan ideologi dan kesaktian Pancasila melalui
sejarah. Pancasila merupakan ideologi nasional, pandangan hidup bangsa
(falsafah bangsa), dan dasar negara yang harus dipertahankan. Sejarah telah
membuktikan bahwa menyimpang dari Pancasila akan membawa bencana bagi bangsa
dan negara, seperti pada tahun 1949 – 1959 (masa liberalisme) dan pada tahun
1959 – 1965 (masa demorasi terpimpin).
6)
Di bidang Pertahanan dan Keamanan
Persatuan dan kesatuan akan membawa
kejayaan bangsa, sebaliknya perpecahan akan membawa kehancuran terhadap negara
ini. Persatuan dan kesatuan akan membawa rasa aman, damai, tentram dan
sejahtera. Banyak faktor di era globalisasi yang akan menimbulkan benturan dan
gesekan dengan budaya lain, seperti individualistis, sekularisme, dan gaya
hidup serba bebas (dalam arti negatif). Oleh sebab itu kita harus waspada, kita
harus dapat mengatasi setiap hambatan, ancaman, gangguan, dan tantangan.
b.
Aspek-aspek Negatif yang wajib ditolak
Kita telah masuk pada era globalisasi,
dimana dunia seolah-olah tidak memiliki lagi batas-batas wilayah, waktu dan
budaya. Apa yang terjadi di sana, terjadi juga di sini dalam waktu yang sama
dan tidak ada sensor. Kita dihadapkan pada suatu pilihan, menerima atau
menolak. Dalam menentukan pilihan wajib mempunyai filter (penyaring), yaitu
agama (iman), Pancasila, norma-norma budaya, dan kepribadian bangsa. Apabila
tidak, maka nilai-nilai kemaksiatan akan masuk dan merusak bangsa kita.
1)
Di bidang sosial budaya
Dalam era globalisasi pergesekan dan
saling mempengaruhi antar nilai budaya tidak mungkin dihindari. Apabila kita
bertahan, maka akan menimbulkan sikap isolasi, ketertutupan, eksklusif, dan
inferior (rasa rendah diri). Tetapi apabila kita berperan aktif berarti akan
menghasilkan keterbukaan dan rasa lebih. Paling tidak kita dapat bersikap
akomodatif terhadap hal-hal yang masih bisa ditolerir.
Kita harus waspada karena imperialisme
budaya jauh lebih berbahaya, akibat prosesnya yang lama dan apabila sudah
termakan akan menghilangkan nilai-nilai dan identitas bangsa.
2)
Di bidang ilmu dan teknologi
Kita menyadari ilmu dan teknologi dari
dunia barat memang lebih maju daripada yang kita miliki. Namun kita harus
selektif, apakah ilmu dan teknologi itu sesuai dengan norma-norma, kondisi, dan
situasi bangsa kita. Misalnya apakah penerapannya akan berdampak negatif
terhadap lingkungan dan menimbulkan
pengangguran? Semua itu perlu pengkajian lebih lanjut.
3)
Di bidang mental
Gaya hidup kebarat-baratan wajib kita
tolak, meskipun dikatakan “modern”, seperti pengaruh model pakaian, rambut,
makanan, dan minuman tanpa memperhatikan yang halal atau yang haram.
4)
Di bidang ekonomi
Salah satu ciri era globalisasi adalah
adanya kompetisi (persaingan) secara sehat, artinya berdasarkan peraturan yang
berlaku. Kompetisi dapat berlaku dalam kualitas, harga (murah), dan pelayanan
(cepat, tepat, dan sopan). Dengan kompetisi akan terjadi pengelompokan
perusahaan, yang kuat dan baik tetap hidup, yang lemah dan tidak baik akan mati
(gulung tikar). Terjadilah kesenjangan ekonomi dan sosial yang semakin lebar
dan dalam, sehingga sistem ekonomi dan sosial berdasarkan UUD 1945 Pasal 33
tidak mungkin tercapai. Pertanyaan adalah kemana perekonomian Indonesia akan
dibawa dan oleh siapa?
5)
Di bidang ideologi politik
pergeseran akan terjadi di bidang
ideologi (politik) dalam era globalisasi, karena maraknya paham-paham lain masuk
ke bumi Indonesia, seperti liberalisme, komunisme, sekularisme, individualisme,
egoisme, dan sebagainya. Semua ideologi asing tersebut tentu bertentangan
dengan ideologi Pancasila yang berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa,
kekeluargaan, gotong royong, musyawarah untuk mufakat, dan lain sebagainya.
6)
Di bidang pertahanan dan keamanan
Era globalisasi juga membawa budaya
kekerasan dan tindakan kejahatan yang makin meningkat, baik dari segi kualitas
maupun kuantitasnya, sehingga pendidikan agama perlu kita tingkatkan pula.
Pendidikan agama bukan hanya dalam segi pengetahuan, tetapi lebih menekankan
pada pengalaman yang dimulai sejak sedini mungkin.
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
A.
Kesimpulan
Dari uraian
pembahasan diatas dapat saya simpulkan sebagai berikut :
1.
Globalisasi merupakan suatu tatanan mendunia yang tercipta akibat adanya
kemajuan teknologi informasi dan komunikasi, sehingga unsur-unsur budaya suatu
kelompok masyarakat bisa dikenal dan diterima oleh kelompok masyarakat lainnya.
2.
Globalisasi diambil dari kata globe, yang berarti bola dunia.
Globalisasi merupakan suatu gejala terbentuknya sistem organisasi dan
komunikasi yang mengikuti sistem nilai dan kaidah yang sama antara masyarakat
di seluruh dunia karena adanya kemajuan transportasi memperlancar interaksi
antar warga dunia.
3.
Pengaruh globalisasi yang memberi nilai-nilai positif wajib kita serap,
terutama yang tidak menyebabkan benturan dengan budaya kita, misalnya disiplin,
kerja keras, menghargai orang lain, rasa kemanusiaan, demokrasi.
4.
Tidak semuanya pengaruh globalisasi dan modernisasi membawa keburukan
tetapi juga ada sisi praktis yang bisa diambil dari itu.
B.
Saran
1.
Filter (penyaring) yang paling mendasar adalah kita kembali kepada ajaran
agama. Keimanan dan ketakwaan yang teguh akan menyaring pengaruh kebudayaan
barat dan kebudayaan bangsa lain. Hal ini harus dilakukan oleh segenap tokoh
agama, masyarakat, pendidik dan para pemimpin.
2.
Dengan penguasaan Iptek, kita tidak akan tertinggal dari negara-negara maju.
Bahkan kita sejajar/sederajat dalam percaturan internasional.
3.
Dengan Iptek akan membawa efisiensi tenaga dan biaya.
4.
Dengan adanya Iptek, kita akan lebih mudah mengoperasikan peralatan.
DAFTAR PUSTAKA
·
Azizy, A. Qodri, MA. 2003. Melawan Globalisasi – Reinterpretasi
Ajaran Islam. Yogyakarta : Pustaka Pelajar.
·
Mu’in, Idianto. 2005. Sosiologi Jilid III. Jakarta : PT.
Erlangga.
·
Samsudin. 2006. Kewarganegaraan. Surakarta : PT. Widya Duta
Grafika.
·
Soekanto, Soerjono. 1990. Sosiologi : Suatu Pengantar.
Jakarta : Raja Grafindo.
·
Susanto, Phil, Astrid. 1978. Pengantar Sosiologi dan Perubahan
Sosial. Bandung : Bina Cipta.
No comments:
Write komentar