Analisis Data APBD Kab. Sragen selama 3 tahun

 

Data APBD Kabupaten Sragen
Image result for kab sragen

1. Rasio Kemandirian = Pendapatan Asli Daerah (PAD )
Transfer Pusat +Propinsi + Pinjaman
x 100%
Rasio kemandirian Kabupaten Sragen tahun 2010-2012
Tahun
Total Pendapatan
Asli Dearah
Total Sumber
Pendapatan
Eksternal
Rasio
Kemandirian
2010
79.705.989.362
781.926.559.409
10,19%
2011
94.518.999.398
919.462.231.841
10,28%
2012
127.695.844.300
1.128.084.871.656
11,32%

Sumber data sekunder
Berdasarkan perhitungan yang dilakukan, dapat diketahui bahwa tahun
2010 Rasio Kemandirian Keuangan Daerah hanya sebesar 10,19%. Hal ini
berarti bahwa kemampuan Pemerintah Daerah Kabupaten Sragen dalam
membiayai kegiatan pemerintahannya termasuk dalam golongan instruktif.
Ini disebabkan karena PAD yang dihasilkan lebih kecil bila dibanding dengan
Sumber Pendapatan dari Pihak Ekstern.
Tahun 2011 Rasio Kemandirian Keuangan Daerah mengalami kenaikan
yaitu sebesar 10,28%. Tetapi kemampuan dalam membiayai pemerintahannya
masih dalam golongan instruktif. Kenaikan Rasio Kemandirian Keuangan
Daerah tersebut dipengaruhi oleh perkembangan Sumber Pendapatan dari
Pihak Ekstern yang diimbangi dengan perkembangan PAD.
Dan pada Tahun 2012 Rasio Kemandirian Keuangan Daerah semakin
meningkat sebesar 11,32%, tetapi kemampuan dalam membiayai
pemerintahannya masih termasuk dalam golongan instruktif. Kenaikan Rasio
Kemandirian Keuangan Daerah tersebut dipengaruhi oleh perkembangan
Sumber Pendapatan dari Pihak Ekstern yang diimbangi dengan
perkembangan PAD.
2. Rasio Efektifitas dan Efisiensi PAD
a. Rasio Efektifitas =
Realisasi Penerimaan PAD
Target PAD
x 100%
Rasio Efektifitas Kabupaten Sragen tahun 2010-2012
Tahun
Target
Penerimaan PAD
(Rp)
Realisasi
Penerimaan PAD
(Rp)
Rasio
Efektivitas
2010
80.619.139.000
79.705.989.362
98,87%
2011
96.723.672.000
94.518.999.398
97,72%
2012
95.013.479.000
127.695.844.300
134,40%










Sumber data sekunder
Pada tahun 2010 target penerimaan PAD Kabupaten Sragen sebesar
Rp80.619.139.000 dan realisasi penerimaan PAD sebesar
Rp79.705.989.362 sehingga Rasio Efektifitas sebesar 98,87%. Hal ini
disebabkan oleh pendapatan hasil pengelolaan kekeyaan daerah yang
dipisahkan dan lain- lain pendapatan asli daerah yang sah lebih rendah dari
yang ditargetkan.
Pada tahun 2011 target penerimaan PAD Kabupaten Sragen sebesar
Rp96.723.672.000 dan realisasi penerimaan PAD sebesar
Rp94.518.999.398 sehingga Rasio Efektifitas turun menjadi 97,72%.
Karena realisasi penerimaan PAD lebih rendah dari PAD yang ditargetkan,
hal ini disebabkan oleh lain-lain pendapatan asli daerah yang sah
mengalami penurunan.
Pada tahun 2012 target penerimaan PAD Kabupaten Sragen sebesar
Rp95.013.479.000 dan realisasi penerimaan PAD sebesar
Rp127.695.844.300 sehingga Rasio Efektifitas mengalami peningkatan
sebesar 134,40%. Karena realisasi penerimaan PAD lebih tinggi dari PAD
yang ditargetkan, hal ini disebabkan oleh pendapatan pajak daerah,
pendapatan retribusi, pendapatan hasil pengelolaan kekayaan daerah yang
dipisahkan, dan lain-lain pendapatan asli daerah yang sah mengalami
kenaikan.
b. Rasio Efisiensi =
Biaya yang dikeluarkan untuk memungut PAD
Realisasi Penerimaan PAD
x 100%
Rasio Efisiensi Kabupaten Sragen Tahun 2009-2011
Tahun
Biaya Untuk
Memungut PAD
(Rp)
Realisasi
Penerimaan PAD
(Rp)
Rasio
Efisiensi
2010
1.717.728.952
79.705.989.362
2,16%
2011
1.888.681.366
94.518.999.398
2,00%
2012
2.191.569.303
127.695.844.300
1,71%

Sumber data sekunder
Hasil perhitungan rasio efisiensi Kabupaten Sragen tahun 2010
biaya yang dikeluarkan untuk memungut PAD sebesar Rp1.717.728.952
dan PAD yang berhasil diperoleh sebesar Rp79.705.989.362. Dengan
demikian diperoleh rasio Efisiensi sebesar 2,16% yang berarti bahwa
upaya Pemerintah Daerah Kabupaten sragen dalam mengumpulkan PAD
sudah efisien,karena biaya yang digunakan untuk memungut PAD lebih
rendah dibanding dengan PAD yang diperoleh.
Pada tahun 2011 PAD yang diperoleh sebesar Rp94.518.999.398
dan biaya yang digunakan untuk memungut PAD mengalami penurunan
sebesar Rp1.888.681.366 karena pendapatan pajak daerah mengalami
penurunan, sehingga diperoleh Rasio Efisiensi sebesar 2,00%. Hal ini
berarti kinerja Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Kabupaten
Sragen dalam upayanya mengumpulkan PAD sudah efisien.
Pada tahun 2012 PAD yang diperoleh sebesar Rp127.695.844.300
tetapi biaya yang dikeluarkan untuk memungut PAD mengalami
peningkatan sebesar Rp2.191.569.303 karena pendapatan pajak daerah dan
pajak retribusi daerah mengalami kenaikan, sehingga diperoleh Rasio
Efisiensi sebesar 1,71%. Hal ini berarti kinerja Anggaran Pendapatan dan
Belanja Daerah Kabupaten Sragen dalam upayanya mengumpulkan PAD
sudah efisien.
3. Rasio Aktivitas =
Total Belanja Modal
Total Belanja APBD
x 100%

Rasio Aktivitas Kabupaten Sragen Tahun 2010-2012
Tahun
Total Belanja
Pembangunan
(Rp)
Total APBD
(Rp)
Rasio Aktifitas
2010
903.716.543.562
883.227.171.772
102,32%
2011
1.030.854.864.744
1.094.585.823.239
94,18%
2012
1.197.434.071.270
1.308.940.381.569
91,48%

Sumber data sekunder
Dari Hasil perhitungan Rasio Aktivitas pemerintah Kabupaten Sragen
tahun 2010 total belanja pembangunan sebesar Rp903.716543.562 dan total
APBD sebesar Rp883.227.171.772. Dengan demikian diperoleh Rasio
Aktifitas sebesar 102,32%. Hal ini berarti pelaksanaan pembangunan di
Kabupaten Sragen mengalami kenaikan.
Pada tahun 2011 total belanja pembangunan naik sebesar
Rp1.030.854.864.744 dan total APBD sebesar Rp1.094.585.823.239 sehingga
diperoleh Rasio Aktifitas sebesar 94,18%. Rasio Aktifitas tahun 2011
mengalami penurunan hal in disebabkan belanja modal dan belanja operasi
tidak melebihi dari yang ditargetkan.
Pada tahun 2012 belanja pembangunan naik sebesar
Rp1.197.434.071.270 dan total APBD sebesar Rp1.308.940.381.569 sehingga
diperoleh Rasio Aktifitas sebesar 91,48%. Rasio Aktifitas tahun 2012
mengalami penurunan hal in disebabkan belanja modal dan belanja operasi
tidak melebihi dari yang ditargetkan.
4. Rasio Pertumbuhan
Rasio Pertumbuhan PAD
=
Realisasi Penerimaan PAD Xn-Xn-1
Realisasi Penerimaan PAD Xn-1
x 100%
Rasio Pertumbuhan Pendapatan
=
Realisasi Penerimaan Pendapatan Xn-Xn-1
Realisasi Penerimaan Pendapatan Xn-1
x 100%
Rasio pertumbuhan Belanja Operasional
=
Realisasi Belanja Operasional Xn-Xn-1
Realisasi Belanja Operasional Xn-1
x 100%
Rasio Pertumbuhan Belanja Modal
=
Realisasi Belanja Modal Xn-Xn-1
Realisasi Belanja Modal Xn-1
x 100%
Keterangan :
Xn = tahun yang dihitung
X
n-1 = tahun sebelumnya
Rasio Pertumbuhan Pemerintah Daerah Kabupaten SragenTahun 2009-2011
1. Rasio Pertumbuhan PAD
Pada tahun 2010 PAD sebesar Rp79.705.989.362 mengalami
kenaikan ditahun 2011 sebesar Rp94.518.999.398 sehingga diperoleh
Rasio Pertumbuhan PAD tahun 2011 sebesar 18,58%. Hal ini berarti
kemampuan Pemerintahan Daerah Kabupaten Sragen dalam
mempertahankan dan meningkatkan perolehan PAD dari tahun 2010 ke
tahun 2011 sebesar 18,58%. Pertumbuhan ini disebabkan karena
Pemerintah Daerah Kabupaten Sragen telah berhasil mengoptimalkan
kemampuanya dalam meningkatkan perolehan PAD yang ditunjukan
dengan kenaikan dari sektor Pajak Daerah dan Lain-lain PAD yang sah.
Tahun 2012 PAD juga mengalami kenaikan sebesar
Rp127.695.844.300 sehingga diperoleh Rasio Pertumbuhan PAD sebesar
35,10%. Pertumbuhan ini disebabkan karena Pemerintah Kabupaten
Sragen telah berhasil mengoptimalkan kemampuannya dalam
meningkatkan perolehan PAD yang ditunjukan dengan kenaikan PAD
dari sektor Pajak Daerah dan Lain-lain PAD yang sah. Hal ini berarti dari
tahun ke tahun PAD di Kabupaten Daerah Sragen mengalami kenaikan.
2. Rasio Pertumbuhan Pendapatan
Pada tahun 2010 pendapatan sebesar Rp883.227.171.771
mengalami kenaikan di tahun 2011 sebesar Rp1.094.585.823.239
sehingga diperoleh Rasio Pertumbuhan Pendapatan tahun 2011 sebesar
23,93%. Hal ini berarti kemampuan Pemerintah Daerah Kabupaten
Sragen dalam mempertahankan dan meningkatkan perolehan pendapatan
dari tahun 2010 ke tahun 2011 sebesar 23,93%. Pertumbuhan ini
disebabkan karena Pemerintah Daerah Kabupaten Sragen telah berhasil
mengoptimalkan kemampuannya dalam meningkatkan perolehan
pendapatan.
Tahun 2012 pendapatan juga mengalami kenaikan sebesar
Rp1.308.940.381.569 sehingga diperoleh Rasio Pertumbuhan Pendapatan
sebesar 19,58%.
3. Rasio Belanja Operasi
Belanja Operasi tahun 2010 sebesar Rp816.477.537.101
mengalami kenaikan ditahun 2011 menjadi Rp959.299.807.205 sehingga
diperoleh Rasio Pertumbuhan Belanja Operasi tahun 2011 sebesar
17,49%. Pertumbuhan ini disebabkan oleh naiknya Belanja Aparatur
Publik dan Belanja Aparatur Daerah.
Keterangan
2010
2011
2012
Rasio Pertumbuhan PAD
-
18,58%
35,10%
Rasio Pertumbuhan Pendapatan
-
23,93%
19,58%
Rasio Pertumbuhan Belanja
Operasional
-
17,49%
11,62%
Rasio Pertumbuhan Belanja Modal
-
-17,98%
77,18%



Belanja Operasi tahun 2012 mengalami kenaikan menjadi
Rp1.070.743.102.531 sehingga diperoleh Rasio Pertumbuhan Belanja
Operasi tahun 2012 sebasar 77,18%. Pertumbuhan ini dipengaruhi oleh
naiknya Belanja Aparatur Publik dan Belanja Aparatur Daerah.
4. Rasio Belanja Modal
Belanja Modal tahun 2010 sebesar Rp86.363.572.161 mengalami
penurunan pada tahun 2011 menjadi sebesar Rp70.836.780.279 sehingga
diperoleh Rasio Pertumbuhan Belanja Modal tahun 2011 sebesar -
17,98%. Pertumbuhan ini dipengaruhi oleh Belanja Modal yang masih
rendah. Hal ini berarti kinerja keuangan Kabupaten Sragen dilihat dari
perolehan Rasio Pertumbuhan Belanja Modal masih kurang baik.
Belanja Modal mengalami kenaikan di tahun 2012 menjadi
Rp125.506.270.939 sehingga diperoleh Rasio Pertumbuhan Belanja
Modal tahun 2012 sebesar 77,18%. Pertumbuhan ini disebabkan oleh
belanja modal yang semakin meningkat. Hal ini berarti kinerja keuangan
Kabupaten Sragen dilihat dari perolehan Rasio Pertumbuhan Belanja
Modal semakin baik.
Rasio Pertumbuhan yang cenderung naik dari tahun ke tahun
menandakan keberhasilan pembangunan di Kabupaten Sragen dan
profesionalisme Kabupaten Sragen dalam hal pengelolaan keuangan
daerah.
PENUTUP
1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil perhitungan rasio keuangan pada APBD Pemerintah
Daerah Kabupaten Sragen tahun 2010-2012 dapat disimpulkan bahwa kinerja
APBD Pemerintah Daerah Kabupaten Sragen tahun 2010-2012 sudah baik.
Hal ini dapat dibuktikan dengan rasio kemandirian masih rendah dan tingkat
ketergantungan terhadap bantuan pihak eksternal masih tinggi, rasio efektifitas
menunjukan bahwa realisas penerimaan PAD telah melampaui anggaran yang
ditetapkan dan rasio efisiensi telah mengalami kenaikan, rasio aktivitas
menujukkan bahwa pelaksanaan pembangunan semakin menurun dari tahun
ke tahun., rasio pertumbuhan menunjukkan pertumbuhan mengalami kenaikan
dari tahun ke tahun

No comments:
Write komentar